Monday, October 25, 2010

Laporan Praktek STP : Multi-Switch (8 switch)


I. Tujuan
a. Dapat mengetahui konsep tentang Spanning Tree Protokol(STP).
b. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.
c. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.


II. Pendahuluan
Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. Broadcast strom adalah ebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.
STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. STP memungkinkan seop pada bridge, ataupun mendisable -buah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loenable link backup ini secara manual. Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.
Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802.1D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang-cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.


III. Alat dan bahan
a. 1 unit PC
b. Aplikasi Packet Tracer

IV. Langkah kerja

a. Buat rancangan topologi seperti gambar yang telah ditentukan
b. Kemudian, buka aplikasi Packet Tracer masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan seperti topologi tersebut.
c. Lalu konfigurasi setiap PC. Misalnya pada salah satu PC, seperti berikut.
d. Setelah selesai , maka kita konfigurasi masing-masing switch.
Konfigurasi Switch 3

Konfigurasi Switch 2

Konfigurasi Switch 4

Konfigurasi Switch 5

Konfigurasi Switch 6

e. Konfigurasi pun selesai

V. Hasil kerja
add simple PDU untuk melihat hasilnya, seperti gambar berikut

VI. Kesimpulan
Dengan praktek ini, kita dapat mengetahui tentang konsep STP (Spanning Tree Protocol) beserta langkah-langkah pengkonfigurasian beserta pengujiannya. Protocol tersebut digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jadi STP telah menentukan jalur-jalur prioritas untuk dilewati paket data. Jika tidak ada STP, maka paket broadcast dari switch yang satu ke switch yang lain akan terjadi switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang sering disebut broadcast storm.

Saturday, October 23, 2010

Laporan Praktek STP : 2 Switch


• Tujuan

1. Untuk lebih memahami mengenai konsep dari STP

2. Untuk dapat melakukan konfigurasi STP pada topologi

3. Dapat mengimplementasikan dari pada STP itu sendiri






• Pendahuluan

Spanning Tree Protocol (STP) adalah link layer network protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN. Dalam model OSI untuk jaringan komputer, STP ada di layer 2 OSI.

Spanning tree memperbolehkan desain jaringan memiliki redundan (pengurangan) links untuk membuat jalur backup otomatis jika sebuah link aktif gagal bekerja, tanpa adanya bahaya dari loop pada bridge/switch. Loop pada bridge/switch akan menghasilkan flooding pada network. Cara kerja dari STP itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Menentukan root bridge.

2. Menentukan least cost paths ke root bridge.

3. Non-aktifkan root path lainnya.



• Alat dan bahan

1. 1 unit PC

2. Software Packet Tracert (sebagai simulator)



• Langkah Kerja

1. Buat rancangan topologi terlebih dahulu, seperti gambar dibawah ini :



2. Kemudian masukkan IP address pada host seperti gambar berikut :



3. Setelah pemberian alamat IP pada masing-masing host telah selesai, maka berikan konfigurasi switch via CLI (Command Line Interfaces), berupa pembuatan VLAN, pembuatan jalur VTP (VLAN trunking Protocol, dan STP (Spanning Tree Protocol), seperti gambar dibawah ini:




4. Konfigurasi Selesai

• Pengujian

1. Kemudian lakukan pengiriman data melalui simulasi di bagian kanan bawah


2. Bila paket dapat diterima host lain, maka dinyatakan berhasil



• Kesimpulan

Dengan melakukan kegiatan ini kami dapat melakukan konfigurasi STP dan dapat melakukan proses pengiriman data dengan menggunakan simulator packet tracert. Jadi STP adalah solusi untuk mengatasi masalah looping dengan menentukan jalur-jalur prioritas

Monday, October 18, 2010

Penentuan Posisi Menggunakan GPS (Garmin Etrex Vista)











Nama : Fajar Aris Viandi
Laporan menggunakan GPS
(GARMIN ETREX VISTA)

Tanggal : 13 Oktober 2010
Kelas : 3 TKJ A
Pemateri : Bpk. Rudi
Bpk. Yogas
Absen : 11
INSTALASI WAN


Tujuan:



- Memahami Konsep Survey Site

- Memahami teori tentang GPS

- Mampu menggunakan GPS

- Mampu menentukan dan menandai posisi



Teori:



GPS GARMIN
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. Satelit GPS tidak mentransmisikan informasi posisi Anda, yang ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima GPS Anda dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS Anda dan hasilnya ditampilkan kepada Anda. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.



GPS sebenarnya adalah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang memberinya nama resmi NAVSTAR (NAVigation Satellite Timing And Ranging). Bagian utama dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit Bumi di ketinggian 20.200 kilometer.



Tiap satelit mengitari bumi kira-kira sekali dalam 12 jam dengan kecepatan sekitar 11.000 kilometer per jam. Satelit GPS mempunyai panel-panel pengumpul tenaga Matahari untuk membangkitkan energi listrik yang diperlukannya. Selain itu juga ada baterai yang menyimpan tenaga listrik dan mempergunakannya saat satelit tidak memperoleh sinar Matahari.



Satelit GPS pertama diluncurkan tahun 1978 dan konstelasi 24 satelit berhasil dilengkapi tahun 1994. Setelah itu satelit-satelit baru rutin diluncurkan untuk meng-upgrade satelit lama atau mengganti satelit yang rusak/tidak berfungsi lagi. Tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code Division Multiple Access)-sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler CDMA. Sinyal CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS tetap bisa mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi yang sama. Frekuensi yang digunakan adalah L1 (1575,42 MHz) dan L2 (1227,6 MHz).



KEGUNAAN



# Militer



GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menentukan pergerakan pasukan.



# Navigasi



GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.



# Sistem Informasi Geografis



Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.



# Pelacak Kendaraan



Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.



# Pemantauan Gempa



Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.



BAGAIMANA GPS MENGETAHUI POSISINYA



Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada. Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit.
Cara Kerja:
  • Tekan tombol power pada perangkat GPS untuk mengaktifkannya


  • Masuk ke Main Menu


  • Untuk menandai lokasi dimana kita berada, tekan tombol Mark.


  • Untuk memberi nama lokasi yang akan kita tandai tekan tombol Enter, lalu ketikkan nama yang akan diberikan.


  • Pilih OK, lalu tekan tombol Enter.


  • Untuk melihat ataupun mencari posisi/koordinat yang telah kita buat, pada main menu tekan tombol Find > Waypoints, Pada Find: Kita bisa pilih by Name (berdasarkan nama) atau Nearest Point (titik terdekat) tekan tombol enter




Hasil
Lokasi : SMKN 1 CIMAHI
Hari/tanggal : Rabu/13 Oktober 2010












TKJ
S → 06˚54.077’
E →107˚32.326’
Ketinggian 741m
TBK
S → 06˚54.078’
E →107˚32.330’
Ketinggian 731m
Lapang 1
S → 06˚54.132’
E →107˚32.306’
Ketinggian 732m
Lapang Olahraga
S → 06˚54.097’
E →107˚32.374’
Ketinggian 733m
INSTIND
S → 06˚54.108’
E →107˚32.319’
Ketinggian 734m

Wednesday, October 13, 2010

Pra KBM: STP (Spanning Tree Protocol)

Pengertian Spanning Tree Protocol (STP)

  1. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan.
  2. Spanning Tree Protocol adalah sebuah protokol bridge yang menggunakan (Spanning Tree Algorithm) STA untuk menemukan link redundant (cadangan) secara dinamis dan menciptakan sebuah topologi database spanning-tree. Bridge bertukar pesan BPDU (bridge protocol data unit) dengan bridge lain untuk mendeteksi loop-loop dan kemudian menghilangkan loop-loop itu dengan cara mematikan interface-interface bridge yang dipilihnya.
  3. Spanning Tree Protocol adalah protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma spanning tree.
  4. Spanning Tree Protocol adalah link layer networ protocol yang menjamin tidak adanya loop dalam topologi dari banyak bridge/switch dalam LAN.

Kelebihan Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch
  2. Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal
  3. Mencegah looping

Tugas utama STP
  1. Menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). STP secara terus menerus memonitor network untuk menemukan semua link, memastikan bahwa tidak ada loop yang terjadi dengan cara mematikan semua link yang redundant. STP menggunakan algoritma yang disebut spanning-tree algorithm (STA) untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan link-link redundant. Dengan menjalankan STP, frame frame hanya akan diteruskan pada link-link utama yang dipilih oleh STP.
  2. Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms.

    Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti.Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan link yang redundant.


    STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status : Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.


    Dengan begini, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1), kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 mem-flood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-flood frame keluar melalui Fa0/12 dan Gi0/1 (step4). Namun, SW3 akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada status blocking.

    Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2 pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2 menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam VLAN.
  3. Menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Cara Kerja Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menentukan root bridge.
    Root bridge dari spanning tree adalah bridge dengan bridge ID terkecil (terendah). Tiap bridge mempunyai unique identifier (ID) dan sebuah priority number yang bisa dikonfigurasi. Untuk membandingkan dua bridge ID, priority number yang pertama kali dibandingkan. Jika priority number antara kedua bridge tersebut sama, maka yang akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC addresses. Sebagai contoh, jika switches A (MAC=0000.0000.1111) dan B (MAC=0000.0000.2222) memiliki priority number yang sama, misalnya 10, maka switch A yang akan dipilih menjadi root bridge. Jika admin jaringan ingin switch B yang jadi root bridge, maka priority number switch B harus lebih kecil dari 10.
  2. Menentukan least cost paths ke root bridge.
    Spanning tree yang sudah dihitung mempunyai properti yaitu pesan dari semua alat yang terkoneksi ke root bridge dengan pengunjungan (traverse) dengan cost jalur terendah, yaitu path dari alat ke root memiliki cost terendah dari semua paths dari alat ke root.Cost of traversing sebuah path adalah jumlah dari cost-cost dari segmen yang ada dalam path. Beda teknologi mempunya default cost yang berbeda untuk segmen-segmen jaringan. Administrator dapat memodifikasi cost untuk pengunjungan segment jaringan yang dirasa penting.
  3. Non-aktifkan root path lainnya.
    Karena pada langkah diatas kita telah menentukan cost terendah untuk tiap path dari peralatan ke root bride, maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Kenapa di blok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi untuk menentukan path baru.

Istilah dalam Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Root Bridge adalah bridge dengan bridge ID terbaik. Dengan STP, kuncinya adalah agar semua switch di network memilih sebuah root bridge yang akan menjadi titik fokus di dalam network tersebut. Semua keputusan lain di network seperti port mana yang akan di blok dan port mana yang akan di tempatkan dalam mode fowarding.
  2. BPDU semua switch bertukar informasi yang digunakan dalam pemilihan root switch, seperti halnya dalam konfigurasi selanjutnya dari network. Setiap switch membandingkan parameter-parameter dalam Bridge Protocol Data Unit (BPDU) yang mereka kirim ke satu tetangga dengan yang mereka peroleh dari tetangga lain.
  3. Bridge ID adalah bagaimana STP mengidentifikasi semua switch dalam network. ID ini ditentukan oleh sebuah kombinasi dari apa yang disebut bridge priority (yang bernilai 32.768 secara default pada semua switchj Cisco) dan alamat MAC dasar. Bridge dengan bridge ID terendah akan menjadi root bridge dalam network. STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik. STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim.
  4. Nonroot bridge adalah semua bridge yang bukan root bridge. Nonroot bridge bertukar BPDU dengan semua bridge dan mengupdate topologi database STP pada semua switch, mencegah loop-loop dan menyediakan sebuah cara bertahan terhadap kegagalan link.
  5. Root port selalu merupakan link yang terhubung secara langsung ke root bridge atau jalur terpendek ke root bridge. Jika lebih dari satu link terhubung ke root bridge maka sebuah cost dari port ditentukan dengan mengecek bandwidth dari setiap link. Port dengan cost paling rendah menjadi root port. Jika banyak link memiliki cost yang sama maka bridge dengan bridge ID diumumkan yang lebih rendah akan di gunakan. Karena berbagai link dapat berasal dari alat yang sama, maka nomor port yang terendahlah yang akan digunakan.
  6. Designated port adalah sebuah port yang telah ditentukan sebagai cost yang terbaik (cost lebih rendah) daripada port yang lain. Sebuah designated port akan ditandai sebagai sebuah fowarding port (port yang akan mem forward frame).
  7. Port Cost menentukan kapan sebuah link dari beberapa link yang tersedia digunakan di antara dua switch dimana kedua port ini bukan root port. Cost dari sebuah link ditentukan oleh bandwidth dari link.
  8. Nondesignated port adalah port dengan sebuah cost yang lebih tinggi daripada designated port, yang akan ditempatkan di mode blocking. Sebuah nondesignated port bukan sebuah fowarding port.
  9. Fowarding port meneruskan atau memfoward frame.
  10. Blocked port adalah port yang tidak meneruskan frame-frame, untuk menghindari loop-loop. Namun sebuah blocked port akan selalu mendengarkan frame.
  11. Ether Channelmengkombinasikan beberapa segment parallel yang memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih beroperasi, maka STP tidak akan terjadi. EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.














  12. Port Fast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50 detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast.

Cara memilih Root Bridge
Bridge ID digunakan untuk memilih root bridge di dalam domain STP dan juga menentukan root port. ID ini panjangnya 8 byte dan mencakup baik priority maupun alamat MAC dari alat. Priority default pada semua alat yang menjalankan STP versi IEEE adalah 32.768.

Untuk menentukan root bridge, priority dari setiap bridge dikombinasikan dengan alamat MAC. Jika dua switch atau bridge ternyata memiliki nilai priority yang sama, maka alamat MAC menjadi penilai untuk memutuskan siapa yang memiliki ID yang terendah (yang juga terbaik). Contoh jika ada switch A dan B dan keduanya memiliki priority default yang sama yaitu 32.768, maka alamat MAC yang akan digunakan untuk penentuan. Jika alamat MAC switch A adalah 0000.0A00.1300 dan alamat MAC switch B adalah 0000.0A00.1315 maka switch A akan menjadi root bridge.

BPDU secara default dikirimkan setiap 2 detik, keluar dari semua port yang aktif pada sebuah bridge dan switch dengan bridge ID yang terendah dipilih sebagai root bridge. Kita dapat mengubah bridge ID dengan cara menurunkan prioritynya sehingga ia akan menjadi root bridge secara otomatis.

Cara memilih Designated Port
Jika lebih dari satu link dihubungkan ke root bridge maka cost dari port menjadi faktor yang di gunakan untuk menentukan port mana yang akan menjadi root port. Jadi untuk menentukan port yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan root bridge. Pertama harus memperhitungkan cost dari jalur tersebut. Cost dari STP adalah sebuah jalur total yang di akumulasi berdasarkan pada bandwidth yang tersedia pada tiap link.


Status Port Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan.
  2. Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
  3. Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data.
  4. Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini.
  5. Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual.

Saat Terjadi Perubahan dalam Network
Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal tanpa ada perubahan:
  1. Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan cost 0 keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif.
  2. Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim, switch mem-forward Hello ke designated port.
  3. Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada topology STP.
Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology STP akan berubah; dengan kata lain terjadi STP convergence.
  1. Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu ada perubahan.
  2. Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka switch akan langsung merubahnya menjadi blocking.
  3. Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status forwarding.
Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interface-interface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer. Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus merubah status port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu sebelum merubahnya menjadi forwardingyaitu:
  1. Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening tidak mem-forward frame. (15 detik)
  2. Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame, tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik)
Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding, setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi ke Listening dan Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik.

Laporan VTP


I. Tujuan
a. Dapat mengetahui konsep dari Virtual Trunking Protokol.
b. Dapat membuat rancangan topologi implementasi.
c. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.
d. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.



II. Pendahuluan
VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN).
Manfaat / keuntungan :
1. VTP meminimalkan inkonsistensi misconfigurations dan konfigurasi yang dapat menghasilkan sejumlah problems, masalah, seperti duplikat nama VLAN, VLAN benar-tipe spesifikasi, dan keamanan pelanggaran.
2. Manfaat utama VTP adalah efisiensi yang diberikannya dalam menambah dan menghapus VLAN, sebagai serta membuat perubahan pada konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.
3. Konfigurasi VLAN kosisten untuk seluruh network.
4. Penjaluran dan pengawasan VLAN – VLAN dapat dilakukan dengan tepat.
5. Pelaporan penambahan VLAN dalam network bersifat dinamis.
6. Konfigurasi trunk pada saat penambahan VLAN bersifat dinamis.
Mode – mode operasi VTP
a. Mode server—VTP server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan switch lain.
b. Mode client—VTP client tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun.
c. Mode transparent—switch dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima.
Ada dua protocol VLAN Trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Pemilihan protocol VLAN Trunking normalnya berdasarkan piranti platform Hardware yang digunakan.
VTP Domain
Terdiri dari satu atau lebih switch yang saling berhubungan. Semua switch dalam satu domain saling berbagi konfigurasi VLAN menggunakan VTP advertisement. Router atau Switch layer 3 memberikan batasan-batasan untuk setiap domain.
VTP Advertisements
VTP menggunakan advertisements untuk mendistribusikan dan mensinkronisasi konfigurasi VLAN di dalam network.
VTP Pruning
VTP pruning meningkatkan kinerja jaringan dengan membatasi banyaknya traffic yang mencari suatu device melalui link trunk. Tanpa VTP pruning, sebuah switch bisa menyebarkan broadcast, multicast, and unicast traffic kepada semua link trunk di dalam domain VTP meskipun switch yang menerimanya akan menghentikannya.
III. Alat dan Bahan
1. 1 unit PC
2. Aplikasi Packet Tracer.
IV. Langkah kerja
1. Membuat rancangan topologi

Skenario :
Topologi pada sebuah rumah bertingkat milik Kak Radit yang digunakan untuk ruang belajar murid les komputer dan bermain game. Pada lantai bawah terdapat 2 unit PC dengan 1 switch yang terpasang di dinding yang akan terhubung dengan switch yang ada di bawah. Dan pada lantai bawah terdapat 2 unit PC dan 1 buah switch yang akan di hubungkan dengan switch yang berada di atas. PC tersebut tidak terkoneksi internet dan hanya digunakan untuk file sharing.
PC
PORT
VLAN ID
IP ADDRESS
KETERANGAN
LOKASI
1
Fa0/1
2
192.168.1.1/24
Untuk belajar
Lantai Bawah
2
Fa1/1
3
192.168.1.2/24
Untuk belajar
Lantai Bawah
3
Fa1/1
2
192.168.1.3/24
Untuk main game
Lantai Atas
4
Fa2/1
3
192.168.1.4/24
Untuk main game
Lantai Atas
2. Kemudian buka aplikasi Packet Tracer dan masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan.
3. Kemudian konfigurasi setiap PC, misalnya salah satu PC yaitu PC 1, seperti berikut.

4. Setelah selesai , maka kita konfigurasi switch dengan CLI ( Command Line Interface).
5. Pada switch yang pertama (berada di lantai bawah ) konfigurasinya seperti berikut :

Jika kurang jelas, maka konfigurasi seperti berikut :

6. Dan pada switch yang kedua (berada di lantai atas) konfigurasinya seperti berikut :

Jika kurang jelas, maka konfigurasi seperti berikut :

7. Konfigurasi pun selesai.
V. Hasil kerja
Melakukan uji koneksi setelah konfigurasi VLAN dlakukan.
1. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC1 dengan VLAN ID 2 pada setiap host.

2. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC2 dengan VLAN ID 3 pada setiap host.

3. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC3 dengan VLAN ID 2 pada setiap host.

4. Ketikkan perintah ‘ping [ip_address] pada PC4 dengan VLAN ID 3 pada setiap host.

VI. Kesimpulan
Jadi, dengan melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui tentang konsep VLAN Trungking Protokol (VTP) beserta cara konfigurasi dan pengujian koneksi. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan, bahwa suatu VLAN yang memiliki ID yang sama tetapi berbeda tempat atau terdapat pada switch yang berbeda, itu dapat saling terkoneksi atau berkomunikasi dengan VLAN yang ID nya sama dengan cara switch tersebut di konfigurasi trunk. Itulah konsep dari VLAN Trunking protocol (VTP) dan jika berbeda VLAN ID tetap tidak akan saling berkomunikasi antarhost.

Tuesday, October 12, 2010

Instalasi WAN: Site Survey (Wireless Edition)


Nama: Fajar Aris Viandi
Kelas: 3 TKJ A
Mata Pelajaran: Instalasi WAN
Pemateri: P.Yogas & P.Rudi

Survey site Radio Frekuensi (RF) adalah pemetaan untuk keberhasilan implementasi jaringan wireless. survey site tidak terlalu susah dan tekniknya cepat. survey site sangat penting dalam implementasi jaringan wireless. survey site digunakan untuk mendefinisikan kontur cakupan radio frekuensi dari sumber radio frekuensi (access point/bridge) dalam banyak fasilitas. site survey digunakan untuk mengetahui cakupan radio frekuensi yang dibutuhkan.


Persiapan untuk survey site meliputi:
  1. Pengumpulan informasi

  2. Pembuatan keputusan

Beberapa topik yang mungkin dibutuhkan sebagai pertanyaan manajemen jaringan sebelum survey site :
  1. Analisa fasilitas

Jenis fasilitas di rumah sakit yang memiliki peralatan radiologi, di real estate dengan kantor sebanyak 25 agen dalam hal ini keamanan sangat penting dimana cakupannya hanya 1 atau 2 central access point dan kebutuhan bandwith akan disebutkan sejak access internet atau transfer file.
  1. Menampilkan jaringan

Apakah jaringan telah siap?,pertanyaan yang biasanya ada pada administrator jaringan adalah sebagai berikut:
a. sistem operasi jaringan apa yanng digunakan
b. berapa banyak penggunanya yang membutuhkan access secara bersama- sama ke jaringan wireless
c. berapa besar kebutuhan bandwith dalam jaringan
d. protokol apa yang digunakan dalam wireless LAN
e. kanal den teknologi spread spectrum apa yang saat ini digunakan
f. pengukuran keamanan wireless LAN apa yang ada dilokasi
g. dimana point koneksi wired LAN diletakkan
h. apakah client menggunakana wireless LAN dalam sebuah organisasi
  1. Penggunaan area dan tower

Apakah Wireless LAN digunakan untuk indoor,outdoor atau kedua-duanya?...
wireless LAN menggunakan tipe outdoor dalam banyak situasi dan potensi rintangan dalam instalasi dan perbaikan wireless LAN.
Tipe tower apa yang digunakan?...
a. apakah butuh perijinan
b. apakah butuh struktur enggineer
  1. Tujuan & kebutuhan bisnis

Apakah tujuan dari wireless LAN?...
site surveyor harus memiliki pengetahuan darimana jaringan yang akan digunakan dan untuk tujuan apa. dengan mengetahui bagaimana effect jaringan wireless untuk tujuan bisnis, site surveyor akan dapat membuatnya lebih baik. site surveyor harus mengetahui kebutuhan bisnis untuk efisiensi survey site
  1. Kebutuhan bandwith dan roaming

Apakah dibutuhkan bandwith dan roaming?...
dengan implementasi teknologi dan penggunaannya saat survey site sebagai contoh jika client di perumahan hanya menggunakan wireless LAN sebagai tujuan untuk scanning data dari box label dan mengirim data ke server maka bandwith yang dibutuhkan sangat kecil. pengumpulan data hanya membutuhkan 2 MBPS.
Berapa banyak pengguna?...
dengan memahami berapa banyak pengguna yang akan dialokasikan dibutuhkan untuk menghitung besar data throughput masing-masing pengguna.
Tipe aplikasi apa yang akan digunakan wireless LAN?...
jaringan digunakan hanya untuk transmit data non-time sensitive atau data time sensitive seperti suara atau video. Aplikasi bandwitdh besar seperti suara atau video membuthkan throughput yang lebih besar tiap pengguna.
  1. Sumber yang digunakan

sumber yang digunakan berdasarkan pada budget project, waktu pengalokasian project, dan apakah administrator pernah ditraining tentang jaringan wireless.
Kebutuhan keamanan
level keamanan jaringan apa yang dibutuhkan?....
diskusi dengan pelanggan akan menyediakan informasi untuk solusi pelanggan oleh designer
Persiapan latihan
a. Apakah pelanggan bergerak menggunakan fasilitas seperti komputer portable atau desktop
b. Berapa jauh koneksi yang dibutuhkan oleh pelanggan
c. Level akses apa yang dibutuhkan pelanggan untuk sensitivitas data dalam jaringan, apakah membutuhkan keamanan, dan tipe keamanan seperti apa yang dibutuhkan
d. Apakah pelanggan dapat mengambil laptop nya ketika card wireless LAN nya dicuri
e. Apakah pelanggan menggunakan intensive bandwidth, sensitive time, atau aplikasi connection oriented.
f. Berapa sering pelanggan melakukan perpindahan
g. Apakah pelanggan memiliki akses internet
h. Apakah perangkat pelanggan sering dirubah untuk event khusus yang dapat mengganggu kerja wireless LAN
i. Siapa yang biasanya mendukung pelanggan dalam pengadaan jaringan, dan apakah mereka berkualitas untuk mendukung pelanggan wireless
j. Jika pelanggan bergerak, tipe peralatan mobile computing apa yang mereka gunakan
k. Berapa sering dan berapa jauh pelanggan bekerja dengan laptop tanpa daya AC
Persiapan Checklist
a. Dokumentasi daya sumber
b. Dokumentasi survey site wireless LAN
c. Pemetaan topologi
d. Pertemuan dengan administrator jaringan
e. Pertemuan dengan manager building
f. Pertemuan dengan security officer
g. Akses ke semua area fasilitas yang diakibatkan oleh wireless LAN
h. Akses ke wiring closet
i. Akses ke roof
j. Rencana konstruksi masa depan
Peralatan survey site
  1. Akses point

digunakan selama survey site dengan power output yang bervariasi dan konektor antena ekstenal.
  1. PC Card

  2. Laptop dan PDA

  3. paper

  4. spectrum analyzer

Menganalisis jaringan (a.k.a “sniffer”)
Sniffer adalah perangkat yang digunakan untuk mencari wireless LANs lain yang telah ada pada suatu area. Bekerja dengan mengambil paket yang dipancarkan oleh Wireless lan tersebut lalu memuat data informasi terperinci mengenai wireless LANs yang telah ada pada area tersebut.
Kit check survey site
Perangkat yang termasuk dalam kit site survey
· Laptop dan/atau PDA.
· Wireless PC card dengan drivernya & software utility yang dibutuhkan.
· Bridge atau accsess Point jika dibutuhkan.
· Baterei kemasan & DC-TO-AC konvertor.
· Software utility site survey ( dibuka dari laptop atau PDA).
· Alat tulis menulis.
· Cetak biru & diagram jaringan.
· Antena dalam dan luar ruangan.
· Kabel & connectors.
· Teropong dan radio dua arah.
· Payung dan/atau perlengkapan hujan.
· Hardware atau software khusus seperti sniffer dan spectrum analyzer.
· Peralatan, selotip dan perlengkapan lain untuk perpindahan hardware sementara.
· pengamanan dan tempat sebagai isi hardware untuk computer rumah, peralatan, dan keamanan dokumen selama survei dan perjalanan dari lokasi survey.
· Kamera digital untuk mengambil gambar dari tempat tertentu di dalam suatu fasilitas.
· Pengisi baterei.
· Attenuator antena .
· Roda untuk pengukuran.
· Tas travel atau cara lain untuk mengangkut peralatan & dokumentasi.
Mengadakan survey site
Mensurveilah ditempat dengan toolkit yang lengkap, berjalan beberapa miles sepanjang;seluruh client’s fasilitas umum. RF site survey adalah 10% survey dan 90% berjalan, gunakan sepatu yang nyaman saat dilokasi yang besar.
Survey indoor
Untuk survey dalam ruang, menempatkan dan merekam materi pada suatu copy, cetakbiru atau suatu gambar menyangkut fasilitas itu.
Survey outdoor
Merekam materi berikut pada suatu sket atau copy yang menyangkut hak milik.
Sebelum memulai
· Siapa yang akan memasang dan memindahkan accsess point pada tempat – tempat yang tinggi.
· Apakah ada seseorang yang mau memindahkan pohon yang menghalangi pemasangan sesuai zona freznel.
· Jika diperlukan tower baru, apakah izinnya sudah siap.
· Apakah diperlukan izin untuk pemasangan antenna pada tower.
· Apakah bangunan memerlukan kode plenum rate untuk peralatan yang digunakan.
Pengumpulan informasi RF
Informasi yang perlu dikumpulkan
· Range dan pola cakupan
· Data rate yang dinilai
· Dokumentasi
· Tes menyeluruh dan perencanaan kapasitas
· Sumber interferensi
· Kabel koneksi data dan power AC yang dibutuhkan
· Penempatan antenna diluar ruang
· Pemeriksaan dadakan
Laporan site survey
Setelah secara menyeluruh mendokumentasikan fasilitas pelanggan, perlu disediakan data untuk menyiapkan suatu laporan yang tepat untuk klien itu. Laporan akan bertindak sebagai peta untuk implementasi menyangkut Wireless LAN dan dokumentasi sebagai acuan kedepan untuk pengurus dan teknisi jaringan.
Laporan lokasi adalah puncak dari semua usaha sampai sekarang, dan mungkin membutuhkan harian atau bahkan mingguan untuk melengkapi laporan. Mungkin saja diperlukan untuk mengunjungi lokasi untuk mengumpulkan lebih banyak data atau untuk mengkonfirmasikan sebagian dari penemuan awal. Beberapa lebih banyak percakapan mungkin diperlukan untuk membuat keputusan dan sebagian dari orang dengan yang tidak dapat ditemukan manakala berada ditempat lokasi.
· Format laporan
· Tujuan bisnis dan laporan lokasi survey
· Metodologi
· Cakupan area RF
· Keseluruhan
· Interference
· Masalah area
· Gambar
Penempatan hardware dan cara mengkonfigurasi
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dibutuhkan untuk penempatan dan konfigurasi:
  • Apa nama dari tiap alat yang diatur?

  • Dimana dan bagaimana access point dan bridge ditempatkan agar didapat efektivitas yang maksimum?

  • Kanal apa yang diperlukan untuk tiap-tiap pemasangan acsess point?

  • Berapa banyak keluaran daya dari tiap-tiap access point pada sekali pengiriman?

Daftar fakta tentang masing-masing pemasangan access point atau yang telah terpasang harus tercakup di RF laporan lokasi survey. Daftar ini perlu memasukkan sedikitnya seperti berikut ini:
· Nama dari alat.
· Penempatan di dalam fasilitas.
· Type antenna yang digunakan.
· Penentuan daya keluaran .
· Connectors& kabel yang digunakan.
· Type antena yang digunakan berpindah-pindah.
· Bagaimana daya harus disajikan ke unit.
· Bagaimana data harus disajikan ke unit.
  • Gambaran penempatan di mana unit diharapkan untuk dipasang.

Laporan tambahan
Untuk memberitahu pelanggan tentang pelayanan terbaik. Diperlukan tambahan data berupa Potongan informasi tambahan yang menjadi anggota dalam lokasi mensurvei laporan adalah penemuan gangguan interferensi, type peralatan yang diperlukan, dan usul penempatan peralatan.
Survei situs penilaian cakupan sinyal per setiap jalur akses dalam bangunan tertentu. Hal itu menegaskan dengan klien cakupan 100% pada sinyal tertentu menjamin karyawan tidak akan memiliki masalah dengan pengiriman paket di jaringan nirkabel. Setiap struktur bangunan akan memiliki desain yang menentukan karakteristik sinyal. Yang paling sering masalah yang mengakibatkan masalah dengan penurunan sinyal nirkabel termasuk air, logam, bangunan kontur dan perangkat yang memancarkan gangguan elektro-magnetik. Beberapa jalur akses dapat mengirim pola memperluas cakupan 100-170 kaki sementara beberapa akan memancarkan sinyal 50 meter dengan karakteristik yang sama.
Desain struktur bangunan memiliki banyak hubungannya dengan itu.
Berikut ini adalah gambaran tentang proses survei situs:
1) Diskusikan Sinyal / Kebisingan dan Data Rate dengan Klien
2) Mendapatkan Rencana Lantai
3) Survey Bangunan Memperhatikan Signal dan Cakupan
4) Dokumen Penempatan Akses Point
Apa yang kemudian sinyal diterima? Sinyal untuk pemisahan kebisingan sekitar 20-25 dBm pada 54 Mbps adalah minimum dengan desain paling. Survei situs perangkat lunak mengukur sinyal 75 dBm kebisingan kontinyu dan 95 dBm (75/95) akan cukup untuk memiliki karyawan terhubung dan mengirim paket dengan tingkat pelayanan yang sama sebagai klien kabel. Sebagai melemahkan sinyal menjadi lebih sulit untuk membedakan antara sinyal 80 dBm dan 95 dBm kebisingan (80/95). Ada sedikit pemisahan antara sinyal dan kebisingan membuat sulit untuk mendeteksi sinyal. Ini adalah kontra intuitif bahwa jumlah yang lebih besar adalah sinyal lemah namun kunci dengan sinyal dan pengukuran kebisingan sinyal adalah angka negatif dan karenanya nilai yang lebih rendah adalah bilangan yang lebih besar. Diskusikan dengan klien apa klien adaptor khusus, standar 802.11a/b/g wireless dan data rate mereka akan menerapkan dan survei dengan itu. Menyebarkan standar 802.11a tidak memerlukan sebuah survei terpisah jika Anda menerapkan dual band dan mengamati dengan 802.11g. Beberapa perusahaan dengan tuntutan bandwidth yang lebih tinggi akan meningkatkan cakupan sel dengan survei 802.11a terpisah. Hal ini bukan sebagai biaya yang efektif dengan jalur akses tambahan dikerahkan per cakupan sel. Mengkonfigurasi jalur akses dengan protokol 802.11a/b/g dipilih, daya pancar dan data rate. Mengatur data rate dan mengirimkan kekuatan adaptor klien untuk maksimum selama survei.
Survei tapak bangunan melibatkan berjalan-jalan dengan laptop di kereta powered dikonfigurasi dengan adaptor klien nirkabel Cisco dan Cisco Aironet Desktop Utility (ADU). Perangkat lunak ini adalah utilitas yang tersedia dengan adaptor Cisco klien. Jalur akses Cisco ditempatkan di suatu tempat tertentu di langit-langit di atas genteng atau langit-langit, dinding, desktop atau bilik dan cakupan sinyal pengukuran dicatat. Jalur akses yang akan dipindahkan sampai cakupan yang optimal terjadi untuk sel tersebut. Pilih modus Adu aktif untuk memeriksa data rate, status link dan kesalahan sementara survei. Cakupan sel dapat ditransfer ke lantai rencana gambar Visio dengan penempatan akses khusus dan batas-batas sinyal. Jalur akses dipindahkan sekitar sampai seluruh gedung dipetakan. Kekuatan sinyal minimum yang harus dicatat per sel cakupan. Jadi, secara spesifik mungkin seperti yang disebutkan mana jalur akses harus diterapkan. Beberapa klien akan punya rencana lantai yang membuat survei situs jauh lebih mudah untuk mendokumentasikan cakupan. Scan setiap rencana lantai sebagai gambar Visio mencatat penempatan tertentu jalur akses dan pengalihan saluran.
peta Anda akan memiliki beberapa tumpang tindih cakupan yang tidak perhatian. Anda harus menetapkan saluran yang tidak tumpang tindih dengan sel tetangga dan karyawan tidak akan memiliki masalah dengan gangguan saluran. Seperti yang disebutkan di 802.11b dan 802.11g standar nirkabel menggunakan band frekuensi 2,4 GHz yang dapat menimbulkan gangguan Namun ada 3 non-overlapping channel (1, 6 dan 11) yang dapat diberikan. Sebagai contoh bangunan Anda harus memiliki lantai utama dengan 17 kamar dan setiap jalur akses mencakup 3 kamar menggunakan saluran tugas berikut:
AP1 Channel 1 Kamar 1-3
Channel AP2 6 ruangan 4-6
AP3 Channel 11 Kamar 7-9
AP4 Channel 1 Kamar 10-12
AP5 Channel 6 Kamar 13-15
AP6 saluran 11 Kamar 16-17
Dalam beberapa kasus Anda mungkin sinyal telah overrun antara AP2 dan AP5 dengan bentuk desain bangunan tertentu. Penurunan daya pancar dari 100 mW sampai 20 mW pada salah satu atau kedua titik akses dan mengkonfirmasi kekuatan sinyal masih diterima di kamar-kamar. Jika pengaturan penurunan daya pancar tidak memungkinkan untuk cakupan yang sama, posisi perubahan jalur akses, menerapkan jalur akses tambahan di watt menurun atau antena eksternal. survei Situs mengambil trial and error beberapa tahu di mana jangkauan sinyal mungkin akan terjadi. Anda akan tahu setelah melakukan beberapa pengujian awal di sebuah bangunan khusus apa cakupan yang diharapkan. Berjalan dengan laptop ketika memulai dan mendapatkan beberapa pemahaman tentang pola sinyal. Sinyal menyerbu sering dapat terjadi di luar gedung sehingga merugikan keamanan dengan hacker di jalan. Survei situs tidak harus mengkonfirmasikan sinyal dibanjiri jalur akses daya pancar diminimalkan.
Multi-lantai bangunan akan memiliki beberapa jalur akses yang akan mengirimkan sinyal di beberapa lantai. Anda dapat saja penggunaan jalur akses yang lebih sedikit harus menutup jalur akses yang lantai atau penurunan daya pancar dan menetapkan saluran yang tidak tumpang tindih seperti yang dibahas. Masalah dengan sinyal overrun adalah kekhawatiran di mana jalur akses mencakup beberapa lantai dan tidak semua dari sebuah kamar di lantai lain. Anda ingin akses poin spasi dengan cakupan sinyal yang tepat dan minim tumpang tindih. Sekali lagi bangunan tersebut dapat memungkinkan untuk jalur akses untuk menutup lantai satu atau 2 lantai dengan kekuatan sinyal yang diperlukan di mana-mana. Haruskah lantai ketiga ada Anda dapat menyebarkan di lantai itu. Lantai pertama dan kedua akan mempunyai titik akses di lantai pertama. Menyebarkan di lantai dua akan menyebabkan sinyal tumpang tindih. Itu bukan merupakan masalah dengan saluran tidak tumpang tindih, namun klien dengan roaming cepat harus diasosiasikan dengan jalur akses terdekat. Memiliki jalur akses di lantai kedua dan ketiga dapat menyebabkan beberapa klien di lantai tiga untuk memilih jalur akses lantai dua atas memanfaatkan dan penurunan kinerja.
Klien mengirimkan sinyal dan memilih jalur akses yang terdekat dengan sinyal terbaik, angka yang lebih rendah dari klien dan pengaturan keamanan yang sesuai. Sebuah negosiasi antara titik akses dan adaptor klien terjadi dan data dikirim pada tingkat tertinggi didukung tersedia. Peta cakupan dengan penempatan jalur akses harus spesifik mungkin selama survei yang menggambarkan penempatan jalur akses. Menyebarkan semua jalur akses dan konektivitas uji. Dengan akses semua poin transmisi kemungkinan terjadi gangguan dan untuk desain dapat dimodifikasi sebelum penempatan. Sinyal menyerbu luar dapat diuji mengkonfirmasikan sinyal tetap dalam batas-batas dinding dan tidak ada akses dari jalan. Spektrum analisa dapat digunakan selama survei situs atau setelah memeriksa frekuensi dengan gangguan dan sumber mungkin. Mendefinisikan rencana tes keamanan adalah ide yang baik setelah menyebarkan jalur akses.
Buatlah catatan survei tentang masalah mounting, di mana outlet listrik AC tidak tersedia, jarak antara lemari pengkabelan dan jarak antara titik akses kabel dan saklar. Cisco tidak memiliki nirkabel yang tersedia di luar jembatan yang menghubungkan bangunan dengan saling berhadapan. Ada sebuah survei yang terlibat dengan mengerahkan jembatan yang menganggap rugi rugi lintasan dengan sinyal ditransmisikan dan bagaimana masalah lingkungan hidup seperti angin dan hujan akan mempengaruhi data yang dikirimkan.