Tuesday, July 20, 2010

Teknologi dan Protokol WAN

Protokol WAN(Wide Area Network)

WAN Merupakan jaringan komunikasi data yang secara geografis mencakup area yang sangat luas, lingkup nasional, regional dan global dan sering menggunakan sarana fasilitas transmisi umum seperti telepon, kabel bawah laut ataupun satelit.Protokol yang digunakan dalam WAN
Media yang melayani komunikasi WAN adalah termasuk dalam Physical layer dalam 7 OSI Layer. Data yang lalu-lalang di dalam media WAN tersebut diatur dengan menggunakan seperangkat aturan yang ada di dalam layer Data link dalam 7 OSI layer.

Gambaran dari sebuah WAN :



Seperangkat peraturan atau yang sering disebut dengan istilah protokol ini, mengatur bagaimana si pengirim dan penerima data dapat menggunakan media WAN tersebut secara teratur. Pembungkusan data dalam layer Data link ini sering disebut dengan enkapsulasi. Untuk itu, protokol pengatur ini sangatlah penting ditentukan dalam penggunaan media WAN.



Berikut ini adalah protokol-protokol pengatur penggunaan media WAN:

- Point-to-Point protocol (PPP)
Protokol PPP adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan untuk membangun koneksi antara router ke router atau antara sebuah host ke dalam jaringan dalam media WAN Synchronous maupun Asynchronous.

Pada jaringan, Point-to-Point Protocol, atau PPP, adalah protokol data link yang biasa digunakan untuk membuat sambungan langsung antara dua node jaringan. Ini dapat memberikan otentikasi koneksi, transmisi privasi enkripsi, dan kompresi.

PPP digunakan di banyak jenis jaringan fisik termasuk kabel serial, line telepon, trunk line, telepon selular, radio link khusus, dan serat optik link seperti SONET. Kebanyakan penyedia layanan Internet (ISP) menggunakan PPP untuk akses pelanggan dial-up ke Internet. Dua bentuk enkapsulasi PPP, Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) dan Point-to-Point Protocol atas ATM (PPPoA), yang digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk menghubungkan Digital Subscriber Line (DSL) layanan Internet.

PPP biasanya digunakan sebagai protokol data link layer untuk koneksi lebih dari rangkaian sinkron dan asinkron, di mana sebagian besar telah digantikan dengan yang lebih tua, non-standar Serial Line Internet Protocol (SLIP) dan perusahaan telepon standar diamanatkan (seperti Link Access Protocol Balanced ( LAPB) dalam protokol X.25). PPP dirancang untuk bekerja dengan berbagai protokol lapisan jaringan, termasuk Internet Protocol (IP), Novell IPX (IPX), NBF dan AppleTalk.

PPP juga digunakan melalui koneksi broadband. RFC 2516 menjelaskan Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE), sebuah metode untuk transmisi PPP over Ethernet yang kadang-kadang digunakan dengan DSL. RFC 2364 menjelaskan Point-to-Point Protocol over ATM (PPPoA), sebuah metode untuk transmisi PPP over ATM Adaptation Layer 5 (AAL5), yang juga kadang-kadang digunakan dengan DSL.
PPP dispesifikasikan di RFC 1661.


- Serial Line Internet Protocol (SLIP)

SLIP merupakan pendahulu dari PPP yang banyak digunakan dalam membangun koneksi serial Point-to-Point yang menggunakan protokol komunikasi TCP/IP.

- High-level Data Link Control (HDLC)

HDLC ( High level Data Link Control ) adalah protokol untuk digunakan dengan WAN ( Wide Area Networks ) yang secara luas dapat mengatasi kerugian – kerugian yang ada pada protokol – protokol yang berorientasi karaktek seperti Bi-Synch, yaitu yang hanya dapat bekerja secara half-duplex ( pengiriman isyarat dua arah tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan ) dan penggunaan karaktek DLE untuk mendapatkan transparansi pesan.

protokol ini dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO) dan diterima oleh banyak kalangan, khususnya untuk transfer informasi, dan disingkat dengan HDLC. Protokol HDLC ini merupakan protokol synchronous bit-oriented yang berada pada lapisan data-link (Message packaging) model ISO Open System Interconnection (OSI) untuk komunikasi komputer ke komputer. Di bawah HDLC, pesan dikirimkan dalam unit yang disebut dengan frame, yang masing-masingnya dapat mengandung jumlah data yang variabel, namun harus diatur secara khusus.

Yang paling Penting Protocol data link control adalah HDLC (ISO 3009, ISO 4335). HDLC tidak hanya sudah umum dipergunakan namun juga menjadi asas untuk berbagai protocol data link control terpenting lainnya, yang menggunakan format dan mekanisme yang sama seperti yang digunakan dalam HDLC. Selanjutnya, dalam bagian ini kita menyajikan pembahasan yang lebih mendetail mengenai HDLC.

Untuk memenuhi berbagai macam aplikasi, HDLC menetapkan tiga jenis stasiun, dua konfigurasi, serta tiga model operasi pengalihan data. Ketiga jenis stasiun tersebut adalah sebagai berikut:



  • Stasiun Primer: Bertanggung-jawab mengontrol operasi jalur. Frame-frame dikeluarkan oleh primary yang disebut perintah.
  • Stasiun Sekunder: Beroperasi dibawah kendali stasiun primer. Frame-frame dikeluarkan sekunder yang disebut respons. Primer mempertahankan jalur logik yang terpisah dengan setiap stasiun sekunder pada jalur.
  • Stasiun Gabungan: Mengkombinasikan bentuk primer dan sekunder. Stasiun gabungan bisa mengeluarkan perintah dan respon.
Konfigurasi jalur berupa
  • Asynchronous: Terdiri dari satu stasiun primer dan satu atau lebih stasiun sekunder, serta mendukung baik transmisi full-duplex maupun half-duplex.
  • Synchronous: Terdiri dari dua stasiun gabungan, serta mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex.
Sedangkan mode transfer data berupa:
  • Normal response mode (NRM): Digunakan dengan konfigurasi. Primer tidak seimbang mengawali data transfer menuju secondary, namun sekunder hanya mentransmisikan data dalam bentuk respon sampai perintah dari primer saja.
  • Asynchronous Balanced Mode (ABM): Digunakan dengan konfigurasi seimbang. Salah satu stasiunt gabungan dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin dari salah satu stasiunt gabungan lainnya.
  • Asynchronous Response Mode (ARM): Digunakan dengan konfigurasi tidak seimbang. Secondary dapat mengawali transmisi tanpa perlu ijin yang jelas dari primer. Primer masih tetap bertanggung-jawab terhadap jalur, termasuk inisialisasi, perbaikan kesalahan, serta diskoneksi logik.
NRM dipergunakan pada jalur multititik, dimana sejumlah terminal dihubungkan ke komputer host. Komputer menanyai setiap terminal untuk dipergunakan sebagai masukan. NRM kadang-kadang juga dipergunakan pada jalur ujung-ke-ujung, utamanya bila jalur menghubungkan sebuah terminal atau periferal lainnya dengan sebuah komputer. ABM merupakan mode yang paling banyak dipergunakan dibanding mode-mode lainnya: karena membuat penggunaan jalur ujung-ke-ujung full-duplex menjadi lebih efisien sebab tidak memerlukan overhead. Sedangkan ARM jarang digunakan: karena hanya bisa diaplikasikan untuk keadaan-keadaan tertentu dimana sekundar perlu mengawali transmisi.

Protokol layer data link ini merupakan protokol ciptaan Cisco System, jadi penggunaan protokol ini hanya ketika sebuah jalur WAN digunakan oleh dua buah perangkat router Cisco saja. Apabila perangkat selain produk Cisco yang ingin digunakan, maka protokol yang digunakan adalah PPP yang merupakan protokol standar.

- X.25/LAPB

X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi.

  • Gambar dibawawh ini mengilustrasikan sebuah network X.25.
Sumber: http://www.sangoma.com/x25.htm


Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori:
  • Data Terminal Equipment (DTE),
  • Data Circuit-terminating Equipment (DCE) serta
  • Packet Switching Exchange (PSE).
  • Device yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal, PC, host jaringan (user device).
  • Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network. Hubungan antar ketiga kategori ini diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Hubungan DTE-DCE dan PSE "Sumber: www.cisco.com"

Protokol Pada X.25

  • Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
  • Packet-Layer Protocol (PLP),
  • Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
  • Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
  • Gambar di bawah ini mengilustrasikan protokol-protokol X.25 ini pada model OSI.
Perbandingan Protokol X.25 Pada Tiga Layer Terbawah OSI

Lapisan-lapisan X25
Layer 1:
  • Physical Layer bekerja dengan elektris atau sinyal. Didalamnya termasuk beberapa standar elektronik seperti is V.35 , RS232 and X.21.
Layer 2:
  • Data Link Layer, pada X.25 diimplementasikan ISO HDLC standar yang disebut Link Access Procedure Balanced (LAPB) dan menyediakan link yang bebas error antara dua node yang secara fisik terkoneksi. Error ini akan dicek dan dikoreksi pada tiap hop pada network.
  • Fasilitas inilah yang membuat X.25 handal, dan cocok untuk link yang noisy, cenderung punya banyak error.
  • Protocol modern seperti Frame Relay atau ATM tidak punya error correction dan hanya memiliki basic flow control. Mereka merngandalkan protokol pada level yang lebih tinggi seperti TCP/IP untuk menyediakan flow control dan end-to-end error correction.
Layer 3:
  • Network Layer yang mengatur komunikasi end-to-end antar device DTE. Layer ini mengurus set-up dan memutus koneksi serta fungsi routing dan juga multiplexing.

Virtual Circuit X.25
  • Sebuah virtual circuit adalah koneksi logical yang dibuat untuk menjamin konektivitas antara dua network device. Sebuah virtual circuit menandai sebuah path logical dua arah dari sebuah DTE ke device lain dalam sebuah jaringan X.25.
  • X.25 membuat beberapa user DTE pada jaringan X.25 untuk berkomunikasi dengan beberapa DTE lain secara simultan. Hal ini dimungkinkan karena X.25 mempunyai circuit logical tadi.
  • Secara fisik, koneksi ini dapat melalui berapapun node seperti DCE dan PSE. Beberapa virtual circuit bisa disatukan (multiplexing) menjadi sebuah koneksi fisik tunggal. Kemudian koneksi ini bisa dipecah lagi di tempat tujuan, untuk kemudian menyampaikan data pada tujuan masing-masing. Gambar dibawah menggambarkan bagaimana proses multiplexing dan demultiplexing ini.
Penggabungan beberapa virtual circuit menjadi satu circuit fisik.


- Frame Relay

Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error.

Protokol Frame Relay yaitu Packet Switcing Yang di kembangkan pada saat fasilitas-fasilitas transmisi jarak jauh digital menunjukkan rate error yang relative tinggi bila di bandingkan dengan fasilitas-fasilitas pada saat ini. Sebagai hasilnya , adanya beberapa muatan overhead yang ditambahkan ke packet switching skema untuk mengganti kesalahan.
Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.
Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.
Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:
  1. Kecepatan tinggi
  2. Bandwidth Dinamik
  3. Performansi yang baik/ Good Performance
  4. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)

Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:
  • DTE: Data Terminating Equipment: DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
  • DCE: Data Communication Equipment: DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
Virtual Circuit (VC) Frame Relay
Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC):
  • Switched Virtual Circuit (SVC)
  • Permanent Virtual Circuit (PVC)
Switched Virtual Circuit (SVC)
Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:
Empat status pada SVC :
  1. Call setup
  2. Data transfer
  3. Idling
  4. Call termination
Struktur Frame
Format Frame “Frame Relay”
Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:
  • Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame
  • Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan “Congestion control information”
DLCI Value - menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.
Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes.
C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini.
Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay.
Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi.
FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
Pendeteksi Error pada Frame Relay
Frame Relay menerapkan pendeteksi “error” pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay tidak memperbaiki “error”. Jika terdeteksi sebuah “error”, frame akan dibuang (discarded) dari saluran transmisi. Proses seperti ini disebut : Cyclic redundancy check (CRC). Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema “error-checking” yang mendeteksi dan membuang data yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih tinggi (higher-layer).

- Asynchronous Transfer Mode (ATM)

Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan interface transfer paket yang efisien. ATM menggunakan paket-paket data yang berukuran tertentu yang disebut ‘cell”. Penggunaan cell ini menghasilkan skema yang efisien untuk pentransmisian pada jaringan berkecepatan tinggi
ATM memiliki cara yang sama dengan packet-switching. ATM melibatkan pentransferan data dalam bentuk potongan-potongan yang memiliki ciri-ciri tersendiri. ATM memungkinkan koneksi logik multipel dimultipleks melalui sebuah interface fisik tunggal.
ATM merupakan protokol yang efisien dengan kemampuan kontrol kesalahan (error control) dan kontrol aliran minimal (flow control). Hal ini menyebabkan berkurangnya overhead saat pengolahan sel-sel ATM sekaligus mengurangi bit-bit overhead yang diperlukan masing-masing sel.
Lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan skema pengkodean sinyal. Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps.
Dua lapis diatasnya berkaitan dengan fungsi-fungsi ATM, yaitu pelayanan transfer paket (ATM layer) dan lapisan adaptasi (AAL) untuk pelayanan protokol transmisi yang tidak berbasis ATM.
Model referensi protokol melibatkan tiga taraf yang berbeda:
  • Taraf pemakai: tersedia untuk transfer informasi pemakai, bersama-sama dengan kontrol-kontrol yang terkait.
  • Taraf kontrol: menampilkan fungsi-fungsi kontrol panggilan dan kontrol koneksi
  • Taraf manajemen: menampilkan fungsi-fungsi manajemen yang berkaitan dengan sistem secara keseluruhan
Koneksi logik ATM disebut “Virtual Channel Connection” (VVC) atau koneksi melalui saluran maya.
GAMBAR Relasi Koneksi ATM
GAMBAR Relasi Koneksi ATM
Konsep jalur virtual dikembangkan untuk memenuhi trend jaringan kecepatan tinggi dimana biaya kontrol jaringan meningkat melebihi biaya jaringan secara keseluruhan.
Beberapa keuntungan dari VCC adalah:
  • Arsitektur jaringan yang sederhana
  • Kinerja dan keandalan jaringan yang meningkat
  • Waktu setup koneksi lebih pendek dan waktu pengolahan yang berkurang
  • Layanan jaringan yang tinggi
Sel-sel ATM memuat header 5-byte dan informasi 48-byte. ATM dapat memberi layanan baik “real time” maupun tidak.
- ISDN
ISDN (Integrated Services Digital Network) adalah suatu sistem telekomunikasi di mana layanan antara data, suara, dan gambar diintegrasikan ke dalam suatu jaringan, yang menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu ruang lingkup pelayanan yang luas. Para pemakai ISDN diberikan keuntungan berupa fleksibilitas dan penghematan biaya, karena biaya untuk sistem yang terintegrasi ini akan jauh lebih murah apabila menggunakan sistem yang terpisah.
Para pemakai juga memiliki akses standar melalui satu set interface pemakai jaringan multiguna standar. ISDN merupakan sebuah bentuk evolusi telepon local loop yang memepertimbangkan jaringan telepon sebagai jaringan terbesar di dunia telekomunikasi.
Di dalam ISDN terdapat dua jenis pelayanan, yaitu:
  1. Basic Rate Inteface (BRI)
  2. Primary Rate Interface (PRI)


Teknologi pada WAN

Pada pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai WAN (Wide Area Network) beserta salah satu teknologi yang digunakan, yaitu ADSL. WAN merupakan jaringan komputer dengan area yang sangat luas, area ini bisa berupa wilayah negara bahkan dunia. Salah satu contoh WAN adalah internet. Seperti yang kita ketahui, internet dapat menghubungkan komputer-komputer di dunia untuk berkomunikasi baik komunikasi data bahkan suara. Selanjutnya merupakan penjelasan mengenai salah satu teknologi yang digunakan pada WAN, yaitu ADSL.
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah sebuah teknologi terkini yang sedang banyak digunakan oleh warga dunia untuk terhubung pada internet. Disebut Asymmetric karena teknologi ini memiliki perbedaan bandwidth yang besar antara upstream dengan downstream. Bandwidth yang digunakan untuk upstream jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang digunakan untuk downstream. Berikut merupakan grafik yang menunjukkan perbedaan bandwidth yang disediakan untuk upstream dengan downstream.






Dari grafik diatas dapat dilihat kalau bandwidth yang disediakan pada teknologi ADSL untuk upstream jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan bandwidt yang disediakan untuk downstream. Saluran internet yang digunakan pada ADSL adalah saluran telepon PSTN (Public Switched Telephone Network). Pada jaman sebelum teknologi ADSL ini diimplementasikan ada sebuah teknologi yang digunakan untuk melakukan sambungan ke internet menggunakan saluran telepon, yaitu ISDN (Integrated Services Digital Network). Contoh implementasi ISDN di Indonesia adalah pada produk PT Telkom, yaitu Telkomnet Instan yang kecepatan koneksi internetnya hanya mencapai 56 Kbps. Pada ISDN komunikasi data dengan suara tidak dipisah, sehingga bila kita menggunakan saluran itu untuk melakukan sambungan ke internet, otomatis kita tidak dapat menggunakannya untuk melakukan panggilan suara.
Pada ADSL, ada suatu device yang digunakan untuk memisahkan antara komunikasi suara data data pada saluran telepon. Device tersebut dinamakan splitter. Splitter dipasang pada kabel telepon RJ11 sebelum dihubungkan ke modem ADSL dan ke pesawat telepon. Fungsi splitter adalah sebagai filter untuk memisahkan sinyal DSL yang berfrekuensi tinggi dengan sinyal telepon atau POTS yang berfrekuensi rendah yang lewat pada saluran PSTN. Berikut ini merupakan gambar yang menunjukkan konfigurasi pemasangan modem ADSL.

Perkembangan modem ADSL
1. ADSL
Standar ini merupakan standar ADSL pertama yang digunakan. Standar ini dinamakan asymmetric karena bandwidth yang digunakan untuk download lebih besar bila dibandingkan dengan bandwidth yang digunakan untuk upload. Alasan dari pembagian ini adalah karena kebutuhan untuk download lebih banyak daripada kebutuhan untuk upload.
2. ADSL2 (ITU G.992.3/4)
Standar ini merupakan perkembangan dari standar ADSL. Pada standar ADSL2 ini terdapat beberapa fitur tambahan untuk peningkatan performa dan untuk menambah aplikasi baru. Beberapa fitur baru yang ditambahkan di ADSL2 adalah dynamic data rate adaptation, better resistance to noise, diagnostics, dan stand-by mode to save power. ADSL2 juga mengurangi waktu inialisasi dari 10 detik (pada ADSL) menjadi kurang dari 3 detik.
3.ADSL2+ (ITU G.992.5)
Standar ini merupakan standar modem ADSL yang paling banyak digunakan saat ini. Perkembangan dari standar modem ADSL sebelumnya adalah pada standar ini bandwidth untuk downstream ditambah sampai 2 kali lipatnya, sehingga kecepatan download menggunakan modem standar ADSL2+ ini adalah mencapai 24 Mbps. Sedangkan upstream dapat mencapai 3,5 Mbps.
Berikut ini adalah grafik yang menampilkan perbedaan data rate dan jarak sambungan ke local telephone exchange:

Pada grafik diatas dapat dilihat bila standar modem ADSL2+ memiliki data rate yang sangat besar dan sambungan ke local telephone exchange yang lebih panjang daripada kedua standar modem ADSL sebelumnya. Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan perbedaan attenuasi ketiga standar modem diatas:

Grafik diatas menerangkan pada standar modem ADSL2+ memiliki tingkat attenuasi yang jauh lebih kecil biladibandingkan dengan kedua standar modem ADSL sebelumnya. tingkat attenuasi yang lebih kecil tersebut menyebabkan sinyal yang dikirimkan tidak mudah hilang pada physical layer.
Teknologi Frame Relay
Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan “private” perusahaan atau organisasi.
Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, “Frame Relay switching equipment” (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.
Jaringan “Private”
Pada jaringan “private” Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui “interface” Frame Relay pada jaringan data. Trafik “Non-Frame Relay” diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti “private branch exchange” [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi “video-teleconferencing”).


Referensi:

copyright@2009idisastra.blogspot.com

http://anthonybloging.wordpress.com/2010/05/27/teknologi-adsl-pada-wan-2/

http://www.sangoma.com/x25.htm

http://blog.unsri.ac.id/09090303014/komunikasi-data/protocol-hdlc-high-level-data-link-control/mrdetail/13376

http://wadahqu.blogspot.com/2009/11/x.html


http://www.cisco.com

http://teknik-informatika.com/asynchronous-transfer-mode/

http://blog.unsri.ac.id/09090303014/komunikasi-data/protocol-frame-relay/mrdetail/13375/


id.wikipedia.org/wiki/ISDN

No comments:

Post a Comment